PANGKALPINANG, RN - Selama
bulan puasa dan Lebaran Idul Fitri para pedagang buah mampu meraup keuntungan
sebesar Rp5 juta per hari, karena banyaknya masyarakat yang membeli buah untuk
dikonsumsi.
Salah satu pedagang
buah yang merasakan yang ketiban rezeki yaitu Achin, warga Jalan Alexander ini
mampu meraup keuntungan 150 juta perbulannya.
Hal itu memang pantas ia peroleh setelah melihat ternyata
buah semangka seberat 3 ton yang ia jajakan hanya dalam kurun waktu 2 minggu,
dalam bulan puasa kemarin ludes dihajar
pembeli. Sedangkan sekilonya ia patok dengan harga 7 ribu rupiah perkilo. Belum
lagi kurma yang booming di bulan puasa, dari kurma yang ia stok 85 dus ludes
semua diburu pembeli padahal ia hargai kurma berkualitas bagus ini dengan harga
580 ribu rupiah perdus nya.
“mendekati lebaran lengkeng dan anggur hitam yang terlaris,
saya melayani pembeli 24 jam,”jelas Achin saat diwawancarai wartawan,Selasa
(06/09).
Lenkeng dan anggur hitam menjadi idola para konsumen kala
menjelang lebaran untuk dijadikan santapan bagi tamu yang bersilaturahmi.
Dengan harga 25 hingga 35 ribu rupiah Achin mematok harga lengkeng perkilo nya
kala itu, sedangkan anggur hitam 55 hingga 65 ribu rupiah harus diserahkan
konsumen kepada nya untuk mendapatkan anggur hitam ini satu kilogram. Anggur
hitam 80 dus bisa ludes dalam kurun waktu tiga hari. Semenatara itu setelah
lebaran usai jeruk kalimantan dan jeruk medan kembali menunjukkan eksistensinya
di dunia perbuahan. Buah naga pun tak mau kalah saing, ia juga paling dilirik
kala ini walau dihargai 40 hingga 50 ribu rupiah perkilonya.
Selain buah yang didapat dari agent lokal, ia juga
menawarkan buah hasil dari kota lautan api Bandung, Strawberry yang ia dapat
dari sana bisa habis 15 kotak perbulannya, dalam satu kotak terdapat 32 bungkus
strawberry sedangkan satu bungkus nya ia jual dengan harga 18 ribu, sehingga
dari strawbeery saja ia meraup hingga 8 juta 6 ratus rupiah.
Sementara itu di tempat buah lain, Syamsudin pedagang buah
yang berasal dari Jawa Barat ini menyayangkan lebaran tahun ini, harusnya kebahagian yang dirasakan para
konsumen terhadap buah yang ia jual tanpa mementingkan harga, tapi kenapa buah
anggur hitam dari sang agen pada H-2 lebaran hampir 40 % busuk. Ia sebagai
penjual sangat menyesalkan kejadian ini,terpaksa ia harus membuang anggur yang
dilanda kebusukan itu dan menjual anggur yang masih tersisa. Ia merasakan
adanya kecurangan pada sang agen, pasalnya pada H+2 lebaran, anggur yang ia
peroleh dari agen kembali baik, padahal kapal-kapal barang belum mengadakan
aktifitas seperti biasanya. Tapi karena kebutuhan, anggur hitam nya pun tetap
laris pada hari menjelang lebaran. Sama halnya dengan Achin, Syamsudin juga
merasakan minat konsumen terhadap lengkeng dan anggur hitam. Pada H-1 lebaran
30 keranjang yang berisi lengkeng sudah tak berisi lagi.
“H-2 hingga H+3 lebaran paling ramai diserbu penikmat
buah,”ungkap Syamsudin pedagang yang tak merasakan mudik ini karena tak ada
libur lebaran menjajakan buahnya dalam waktu 24 jam.
Syamsudin berharap kejadian yang ia rasakan tahun ini tidak
pernah ia rasakan kembali, karena selain merugi dalam factor pendapatan, ia
juga merasakan kerugian kepercayaan dari konsumen.(rn15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar