Senin, 05 September 2011

Dokter Gigi yang tak pernah sepi


Nama nya erpansyah nur, salah seorang dokter gigi yang membuka prakteknya di jalan jenderal sudirman kelurahan gabek. Banyak orang yang phobia terhadap dokter gigi, tetapi tidak dengan dokter gigi erpansyah nur. Masyarakat dari berbagai penjuru baik yang ada di pangkalpinang maupun yang berada di wilayah kabupaten bersedia ngantri untuk mendapat bantuan dari dr. erpansyah nur.
Hal ini pernah di alami oleh mirta, salah seorang penderita sakit gigi yang bersedia ngantri dari jam 7 malam sampai dengan jam 2 pagi. Hal serupa di alami oleh eldi pasien sakit gigi, yang jauh-jauh datang dari toboali hanya untuk berobat pada dokter gigi erpansyah nur. Banyak orang rela ngantri karena nyeri yang di timbulkan oleh sakit gigi tersebut mengganggu aktifitas sehari-hari.
Dokter gigi yang membuka prakteknya 10 tahun yang lalu selalu ramai di kunjungi pasien. Pada hari biasanya dokter gigi erpansyah nur membuka prakteknya pada pukul 16.00 wib sampai dengan pasien penderita sakit gigi tersebut tidak ada lagi pada malam tersebut, jumlah pasien sakit gigi yang berobat pada dokter erpansyah nur minimal 30 orang per malam dan maksimal 50 pasien per malam.
santo, salah seorang pasien yang telah berulang kali berobat pada dr. erpansyah nur mengatakan, orang bersedia ngantri karena dokter gigi erpansyah nur bisa meminimalisasi sakit yang di timbulkan dari nyeri sakit makanya banyak orang yang mempercayakan nasib dari gigi mereka kepada dokter erpansyah nur. Tarif yang di berikan dr. erpansyah nur Rp 100.000/ batang untuk cabut gigi.
Banyak kabar yang mengatakan hanya pada dr. erpansyah nur cabut gigi tidak terasa sakit, hal tersebut terbukti karena banyaknya jumlah pasien yang di tangani dokter erpansyah tiap malam. Pasien yang datang dan mendaftarkan dirinya pada pukul 16.00 baru bisa di tanggani pada pukul 20.00 atau lebih. Hal tersebut terjadi karena jauh-jauh hari banyak pasien penderita sakit gigi yang telah terlebih dahulu mendaftarkan diri untuk mendapatkan bantuan dari dr. erpansyah nur.

1 komentar: