Senin, 05 September 2011

Bangka Tengah Berlomba Usai Lebaran


NAMANG, RN – Warga Desa Cambai dan Teru, Kabupaten Bangka Tengah menggelar pelbagai perlombaan mengisi hari-hari usai lebaran Idul Fitri.
Anak-anak di Desa Cambai Kecamatan Namang bergembira karena berkesempatan mengikuti lomba panjat pinang. Mereka terlihat berusaha memanjat pohon pinang yang sudah diolesi minyak pelicin.  Hadiah-hadiah berupa sabun cuci, ember, mie instant, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang terdapat di puncak pohon pinang diperebutkan. Hadiah yang disediakan dibeli dari hasil perolehan uang sumbangan warga sekitar 1000 kepala keluarga (KK).
Lomba yang diadakan di lapangan terbuka itu menarik perhatian warga dan pengendara yang melintas desa tersebut. Abdul Muis, warga, mengatakan lomba tersebut rutin digelar pada peringatan HUT RI, Idul Fitri maupun Idul Adha. Tradisi ini sudah dilakukan sudah turun temurun.
“Bahkan sejak saya masih kecil masih sempat mengikuti lomba panjat pinang. Lomba ini hanya untuk anak-anak,” ujar Muis. Ia menambahkan kegiatan didukung sepenuhnya oleh warga secara gotong royong.
Sementara di lapangan bola Desa Teru, Kecamatan Simpang Katis, pada Jum’at (2/9), warga juga menggelar lomba panjat pinang, tarik tambang, lompat karung, lompat jatuh, ambil koin dalam buah jeruk, dan makan kerupuk. Acara ini dimeriahkan hiburan orgen tunggal dan hantu berjalan.
 Ketika dihubungi Realita News, ketua Rt 06 Sunardi mengatakan suasana pada musim lebaran terutama lebaran Idul Fitri masyakat di Desa Teru, kegiatan seperti ini seperti ini merupakan keharusan. “Pada hari ini kita gelar di pinggiran jalan, biasanya di lapangan sepakbola.”
Acara ini di lakukan oleh Rt 06, Rt, 07, Rt 08 dan Rw 02, Sedangkan Rt 06 diketuai Bujang Usman, Rt 07 di ketuai Sunardi, Rt 08 di ketuai Darmawi dan Rw diketuai Samari.
Saili, salah seorang warga, mengatakan dengan adanya rangkain acara seperti ini paling tidak dapat mempererat tali persaudaraan sesama masyarakat, terutama masyarakat Desa Teru itu sendiri.
“Di sisi lain, juga masyarakat luar bisa menonton acara yang kita buat ini ketika mereka lewat di jalan raya. Seandainya kalau kita buat acara di lapangan sepakbola mungkin pihak luar kurang tahu, karena lapangan bola kaki masuk ke dalam. Harapan saya dengan adanya acara seperti ini terus menerus jangan diberhentikan karena ini merupakan awarisan budaya lokal kita, terutama bagi masyarakat Desa Teru,” ujar Saili.
Menurut M. Efendi, ST selaku pihak Kepala Desa Teru , selama sudah dua tahun dia menjabat sebagai Kades Teru, rangkaian acara ini terus digelar. Pada dasarnya untuk memperingkati hari ulang tahun kemerdekaan RI dan hari Lebaran Idul Fitri.  “Yang mana memperingati hari ulang tahun RI merupakan ssuatu keharusan kita sebagai Bangsa Indonesia untuk mengenangkan jasa-jasa pahlawan yang telah gugur demi melawan penjahaan pada masa perjuangan. Kita harus bersyukur masih menikmati sumber kekayaan alam yang melimpah di muka bumi ini,” katanya.
Permainan dan lomba untuk anak-anak yang digelar antara lain lomba makan kerupuk, lompat sepeda jatuh dan lomba mengigit koin di dalam buah jeruk dan tarik tambang.
Diantara permainan yang digelar, ada jenis permainan yang sudah jarang ditampilkan, yakni membangkitkan kembali roh atau permainan hantu.  Permainan ini sudah kurang dikenal karena sudah lama tidak diadakan. Di dalam permainan hantu ini, prinsipnya untuk mengusir mahluk halus yang ada di Desa. Namun permainan hatu tidak bermaksud untuk mengembangkan unsur-unsur mistik atau perilaku yang buruk lainnya. Ia tak ubahnya seperti orang Cina memainkan Barongsai atau  Tari Barong di Bali.
Dengan menghayati tradisi budaya masyarakat diharapkan bisa mempersatukan tokoh masyarakat, perangkat desa, BPD, Karang Taruna dan warga pada umumnya. Tidak terlepas pula upaya mengurangi masalah bangsa Indonesia seperti masalah sosial,  kemiskinan, serta ikut prihatin atas persoalan KKN yang ada di negara kita.
(rn3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar