Rabu, 07 September 2011

Pendatang Berulah, Warga Batu Belubang Bentrok


PANGKALPINANG, (RN) - Puluhan Warga Desa Batu belubang, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah, Selasa (6/9) dinihari kemarin, terlibat bentrok dengan sekelompok orang pendatang dari Jambi. Akibatnya, dua orang warga asli jambi yang berprofesi buruh TI di Desa Batu Belubang nyaris babek belur dihajar massa, karena diduga melakukan pemukulan terhadap Suwandi alias Kandi (30) warga desa setempat.
Bentrokan ini terjadi saat Kandi terlibat cek-cok mulut dengan Rustam (30) dan Andi Ogu (31) yang merupakan pendatang dari Jambi, di warung minum minuman keras yang ada di desa tersebut. Rustam dan Andi yang tinggal di rumah kontrakan milik H. Sanu di Desa tersebut, tidak menyangka jika korban Kandi berteriak minta tolong. akibatnya puluhan warga langsung berkumpul  dan ingin menghajar mereka. Keduanya pun langsung melarikan diri mencari perlindungan ke rumah Supari, warga setempat yang sudah mereka kenal. Puluhan warga pun mengejar dan langsung mengepung rumah tempat persembunyian keduanya. Tidak hanya itu, sebagian warga ingin membuka paksa pintu rumah yang ditahan oleh keduanya, namun sebagian yang lain memperingati agar tidak merusak rumah Supari. Beberapa warga berteriak untuk memaksa keluar kedua pelaku pemukulan, namun karena takut dihajar massa, keduanya tetap bertahan di dalam rumah tersebut.
Nyawa kedua warga pendatang tersebut selamat setelah anggota polisi dari Polres Pangkalpinang berhasil mengevakuasi mereka dari persembunyiannya. Keduanya langsung diamankan ke Mapolres Pangkalpinang untuk dimintai keterangan, perihal kejadian tersebut.
Menurut Kandi, warga Desa Batu Belubang yang menjadi korban pemukulan menyebutkan bahwa bentrok warga ini berawal dari lima orang warga pendatang dari Jambi yang sedang minum minuman keras di sebuah warung desa setempat. Saat itu, seorang warga pendatang yang bernama Rustam mengajaknya untuk ikut minum bersama. Awalnya korban menolak, namun saat pelaku memaksa terus, akhirnya korban menerima ajakan pelaku. Di warung tersebut, korban bertemu dengan teman Rustam yang bernama Andi Ogu. Ternyata Andi Ogu mempunyai dendam lama terhadap korban, dan terjadilah cek-cok mulut. Entah berawal dari siapa, cek-cok keduanya semakin memanas. Bahkan 5 orang pendatang dari jambi langsung membela Andi Ogu, sehingga Suwandi alias Kandi merasa terpojokan. Kendati korban cek-cok mulut dengan dua orang, korban pun tidak mau mengalah dan semakin membuat pelaku terbakar emosinya. Pelaku yang bernama Andi Ogu langsung melayangkan pukulan ke arah wajah korban, sedangkan pelaku lain memegang tangan korban dan disusul pukulan dari teman pelaku yang lain. Korban mengaku saat itu sudah mendapat pukulan dari tiga orang lebih yang ikut memukuli dirinya dan akhirnya berteriak minta tolong.
“Saya terpaksa berteriak minta tolong, karena saya dikeroyok tiga orang lebih, tapi yang saya kenal Cuma rustam dan andi ogu. Wajah dan perut saya sudah dipukul beberapa kali, hingga bibir saya robek,” ujar korban kepada wartawan sambil menahan sakit.
Namun keterangan Kandi disanggah oleh pelaku. Dihadapan polisi keduanya mengaku tidak melakukan pemukulan terhadap korban. Menurut pengakuan Andi Ogu, dirinya lari karena massa sudah berkumpul dan ingin menghajar semua pendatang dari Jambi.
“Benar, saya tidak memukul dia. Saya lari karena takut dihajar massa, karena mereka berteriak habisi orang jambi, dan saya merasa orang jambi harus menyelamatkan diri,” ungkapnya dihadapan petugas.
Untuk menghindari keributan di kantor polisi, petugas langsung memisahkan antara korban dengan dua orang yang diduga melakukan pemukulan. Korban bersama beberapa warga yang melihat kejadian itu langsung diarahkan ke Polsek Pangkalan Baru untuk dimintai keterangan, sedangkan Rustam dan Andi Ogu tetap diamankan di Mapolres Pangkalpinang. Polisi hingga saat ini masih memeriksa secara intensif baik Korban, saksi-saksi dan dua orang pelaku yang sudah diamankan.
Tolak Pendatang
Sementara itu, Kepala Desa Batu Belubang Sarjono Muridan saat mendampingi warganya yang menjadi korban pemukulan, mengungkapkan bahwa pihaknya akan bertindak tegas terhadap warga pendatang yang membuat onar di desa yang dia pimpin. Pihaknya akan mengusir warga pendatang untuk keluar dari Desa Batu belubang, jika memang terbukti mengganggu ketertiban di dalam desa. Tindakan tegas juga diterapkan terhadap warga desanya sendiri, yang tersandung masalah hukum. Menurutnya dirinya akan membantu aparat kepolisian untuk mengungkap kejahatan yang melibatkan warga Desa Batu Belubang.
“Saya akan usir warga pendatang yang membuat onar di desa ini, Apalagi yang tidak mempunyai identitas penduduk yang jelas. Dan jika ada warga saya yang terlibat masalah hukum, saya tidak akan menutup-nutupi, tapi pak polisi akan kami bantu sebisanya untuk mengungkap kasus kejahatan, jika memang ada warga saya yang terlibat aksi kejahatan,” ujar Sarjono kepada wartawan.
Diungkapkan oleh Sarjono, bahwa dirinya sering mendapat laporan bahwa kedua pelaku sering membuat onar dengan warga desanya.
“Saya sering mendapat laporan dari warga, kalau warga jambi sering buat onar dan sok jagoan, terutama dua orang itu,” ungkap Sarjono.
Saat ditanya apakah kelima warga pendatang dari Jambi tersebut memiliki kartu identitas tinggal di Desa Batu Belubang, Sarjono mengaku hanya mengenal satu orang yang mempunyai kartu ijin tinggal, yaitu Andi Ogu.
“Setahu saya hanya satu yang pernah memperpanjang kartu identitas kepada saya, kalau yang lain saya tidak tahu,”imbuhnya. (rn 11/9)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar